Jumat, 20 Mei 2011

kista pada mulut


kista adalah susatu kantong patologis yang terdapat pada tulang atau jaringan lunak yang berisi cairan
ngantuk besok lanjut.

traumatologi pada gigi



Trauma pada gigi yang perlu dilakukan ada menangani dulu gawat daruratnya kemudia reposisi frakturnya.
kegawat daruratan yang perlu dilakukan adalah diperhatikan:
  1. airway
  2. breathing.
  3. circulation
  4. disability
  5. evaluasi
a.airway
Yang perlu dilihat adalah apakah ada sumbatan jalan nafas sehingga pasien dapat bernafas dengan cukup atau adekuat. pasien yang mengalami hipoksia serebral akan menyebabkan kematian batang otak dalam hitungan menit.
b. breathing mengecek pernafasan, frekuansi gimana normal 13 sampai 18. semakin cepat pernafasan menandakan bahwa kemungkinan terjadi pendarahan yang banyak.
c.circulation mengecek sirkulasi darah, tensi normal sistole 110-130 dan diastole 70-90 mmhg, denyut nadi normal 60-100 permenit,dll
d. disability dilihat syarafnya masih baik gak. refleknya gimana.
e.exposure environmental control evaluasi seluruh tubuh.


Pemeriksaan GCS
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.

Eye (respon membuka mata) :
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(1) : tidak ada respon

Verbal (respon verbal) :
(5) : orientasi baik
(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat.
       Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2) : suara tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada respon

Motor (respon motorik) :
(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon

Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…
Selanutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan)
GCS : 9 – 13 = CKS (cidera kepala sedang)
GCS : 3 – 8 = CKB (cidera kepala berat)

A.FRAKTUR MANDIBULA


adalah diskontinuitas dari tulang rahang bawah  pada darah anatomi tertentu.
fraktur mandibula yang paling sering mengalami patahan adalah :
  1. korpus , processus condylaris 
  2. symphisis dan parasimphisis
  3. angulus mandibulae.
  4. condylus mandibulae.
  5. processus alveolaris

tanda2 klinis dari trauma di rahang adalah:
  1. hematoma
  2. asimetris pada rahang
  3. maloklusi (gigi atas dan bawah pas, tetapi pada fraktur rahang gigi atas dan bawah tidak pas)
  4. pada palpasi 
  • dengan bimanual terasa adanya / diskuntinuitas pada tulang rahang
  • palpasi untuk mengetahui mobilisasi pada tulang rahang.

pemeriksaan penunjang fraktur pada rahang adalah:
-rontgen dengan projects :
  • panoramik
  • eisler
  • mandibula ap
-pertolongan pertama barton bandage

prinsip pengelolaan pada pasien fraktur rahang mandibula adalah
  • reposisi 
  • fixaxi atau imobilisasi
  • rehabilitasi /mobilisasi
reposisi tertutup:
-indikasi
  • fraktur dikenditus
  • tanpa interposisi
  • tanpa dislokasi 
  • gigi masih cukup
reposisi terbuka:
-fraktur angulus
-fraktur dislokasi
-interposisi
-malunion
-fraktur kompliata
-fraktur multiple

cara:
1.transoseus wearing
reposisi antara fragment tulang , setelah dibuka dibor sampai tembus trus dipasang kawat
2.plate dan screem :
  • ada mini plate
  • ada mini boneplate
  • harganya cukup mahal
  • keuntungannya tidak perlu memakai fiksasi. kecuali pada kasus yang ekstrem tidak memakai fiksasi.

B.FRAKTUR 1/3 TULANG MUKA


awal yang peru diakukan adaah perawatan gawat darurat kemudian barulah perawatan definitif.
Pendarahan pada maksila biasanya lebih berat.
kasifikasi trauma di maksila ada 3:
  1. le fort 1  garis fraktur yang memanjang dari dinding lateral depan sinus maxilaris ke apertura firiformis.
  2. le fort 2 garis fraktur sepanjang latral maksilaris ke tulang lakrimalis
  3. le fort 3 kompeks os sigomatika.
 pemeriksaan radiologisnya adalah:
  1. posisi waterrs
  2. opg/panoramik
  3. ct-scan 
perawatan pada fraktur rahang maksila adalah
  • reposisi terbuka
  • dipasang craniofasial 
  • pasang plate dan screw lebih mudah tambah bagus lagi kalau ditambah miniplate dari titanium

catatan tambahan:
-luxaxi condylus mandibula --tekan rahang bawah lalu dorong ke depan
-pada reposisi terbuka untuk menghindari paralisis nervus facialis maka sebelum reposisi cari dulu nervus fasialis
-untuk reposisis terbuka pembukaan kulit diusahakan pada tempat tersembunyi misalnya pada simphisis pembukaan dan pemasangan plat didalam mulut.