Rabu, 04 Januari 2012

THANATOLOGI




Tanatologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari prubahan-perubahan pada tubuh seseorang yang telah meninggal dan faktor- faktor yang mempengaruhi kematian.

Pengetahuan ini berguna untuk:
  • Diagnosa kematian.
  • Menentukan saat kematian.
  • memperkirakan sebab kematian
  • memperkirakan saat kematian.

seseorang dikatakan meninggal apabila faal sistem pernapasan dan sistem peredaran darahnya telah berhenti secara lengkap dan permanen.

Pada tahun 1968 telah dicetuskan "Declaration of Sydney" yang berisi:
Penentuan seseorang yang telah meninggal harus didasarkan atas pemeriksaan klinis dan bila perlu pemeriksaan laboratoris.
Apabila hendak dilakukan transplantasi jaringan,maka penentuan seseorang yang telah meninggal harus dilakukan oleh 2 orang dokter atau lebih dan dokter bukanlah dokter yang akan melakukan transplantasi.
Mati mempunyai 2 stadium :
  • Somatic death
  • Cellular death

Dalam stadium somatic death fungsi pernapasan dan peredaran darah telah berhenti sehingga terjadi anoxia yang lengkap dan menyeluruh dalam jaringan-jaringan.Akibatnya proses aerobik dalam sel akan berhenti sedangkan proses anaerobik tetap berlangsung selama beberapa waktu,misalnya:
Sel-sel saraf masih hidup selama 5 menit setelah orang meninggal
Jaringan otot dalam waktu 3 jam setelah orang meninggalmasih dapt dirangsang secara mekanik dan elektrik
Pemberian atropin dalam waktu 4 jam setelah orang meninggal masih menimbulkam midriasis.

Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa dalam stadium somatic death
Hilangnya pergerakan dan sensibilitas
Berhentinya pernapasan
Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah

Dalam stadium cellular death akan timbul tanda-tanda pasti kematian:
Menurunnya suhu tubuh mayat (Argor mortis)
Timbulnya lebam mayat (Livor mortis)
Terjadinya kaku mayat (Rigor mortis)
Perubahan pada kulit dan mata
Proses pembusukan dan kadang-kadang ada proses mummifikasi dan adipocere

Somatic Death
Hilangnya sensibilitas dan dipastikan dengan Elektro Encephalography
Berhentinya pernapasan dapat diperiksa dengan cara:
-Auscultatoir = Dengan stetoskop di daerah larynx dan didengarkan secara terus menerus selama 5-10 menit
-Tes dari Winslow = Gelas berisi air diletakkan di daerah epigastrium.Bila permukaan air bergerak maka korban masih hidup
-Dengan meletakkan sebuah cermin di depan lubang hidung dan mulut.Bila cermin menjadi buram berarti korban masih bernapas. (Mirror test)

Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah diperiksa dengan cara:
-Auscultatoir = dengan stetoskop pada daerah precordial dan didengarkan secara terus menerus selama 5-10 menit
-Tes Magnus = Jari tangan diikat dengan seutas tali sedemikian rupa sehingga aliran darah venus tidak ada,tetapi aliran darah arterial masih ada,maka distal dari ikatan akan mengalami sianosis,sedangkan pada daerah ikatan tampak pucat.Sebaliknya bila tidak terjadi perubahan warna berarti peredaran darah sudah tidak ada.
-Tes dari ICARD,yaitu dengan menyuntikan larutan icard,yaitu:
Fluorescin 1 gram
Na Bicarbonas 1 gram
Aquadest ad 8 cc
Secara sub cutan.Bila sirkulasi masih ada maka daerah sekitar suntika akan berwarna kuning kehijauan
Arteri Radialis di insisi.Bila sirkulasi masi ada maka dara akan keluar secara pulsatif.

Mari Suri
Dalam stadium somatic death perlu diketahui suatu keadaan yang dikenal dengan istilah mati suri atau apparent death.Mati suri terjadi karena proses vital dalam tubuh menurun sampai taraf minimum untuk kehidupan,sehingga secara klinis sama dengan orang mati.
Mati suri dapat ditemukan pada korban yang:
Terkena aliran listrik atau petir
Kedinginan
Tenggelam
Mengalami anestesi yang dalam
Mengalami acute heart failure
Mengalami neonatal asfiksia
Menderita catalepsy

Cellular Death
Dalam keadaan ragu-ragu apakah seseorang sudah meninggal atau belum,maka dokter harus menganggap koban masih hidup dan harus diberi pertolongan sampai munculnya tanda kematian yang pasti.

Penurunan suhu tubuh jenazah (Argor mortis)
Setelah seseorang meninggal,maka produksi panas berhenti,sedangkan pengeluaran panas berlangsung selama terus-menerus.Cara mengukur penurunan suhu tubuh jenazah adalah "thermo couple".Penurunan suhu jenazah dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian korban,yaitu dengan memakai rumus sebagai berikut:
98,40 F - suhu rectal jenazah

Kecepatan penurunan suhu jenazah dipengaruhi faktor-faktor:
-Bila korban meninggal di atas tanah:
Suhu udara (perbedaan suhu udara yang besar membuat suhu jenazah cepat menurun)
Pakaian (tebal/tipis)
Aliran udara dan kelembaban
Keadaan tubuh korban (gemuk atau kurus)
Aktivitas korban sebelum meninggal
Sebab kematian (jika meninggal karena infeksi maka suhu tubuh lebih tinggi)

-Bila korban meninggal di air
Suhu air
Aliran air
Keadaan air

Lebam mayat (Livor mortis)
Apabila seseorang meninggal,peredaran darahnya berhenti dan timbul stagnasi akibat gravitasi maka darah mencari tempat terendah.Dari luar terlihat bintik berwarna merah kebiruan.Inilah yang disebut Lebam mayat.
Pada umumnya lebam mayat sudah timbul dalam dalam waktu 15-20 menit setelah orang meninggal.Lebam mayat ini mirip dengan luka memar,oleh karena itu lebam mayat harus dibedakan dengan luka memar.

Lebam mayat
Lokasi di bagian tubuh terendah
Ditekan biasanya hilang
Pembengkakan tidak ada
Insisi ditemukan bintik-bintik darah intra vascular
Tanda intra vital tidak ada.

Luka memar
Lokasi sembarang tempat 
Ditekan tidak hilang
Pembengkakan sering ada
Insisi ditemukan bintik dara exrea vascular
Tanda intra vital : ada

Lokalisasi lebam mayat pada bagian tubuh yang rendah ,kecuali pada bagian tubuh yang tertekan dasar atau tertekan pakaian.Pada jenazah dengan posisi terlentang,lebam mayat ditemukan pada bagian kuduk,punggung,pantat dan bagian fleksor tungkai.Disamping itu kadang-kadang ditemukan juga lebam mayat pada bagian samping leher.Hal ini disebabkan oleh pengosongan yang tidak sempurna dari vena-vena superfisialis.Pada korban dengan posisi telungkup,lebam mayat ditemukan pada dahi,pipi,dagu,dada,perut dan bagian ekstensor tungkai.Kadang-kadang stagnasi darah sedemikian hebat sehingga pembuluh darah dalam lubang hidung pecah dan keluar darah dari hidung.Pada korban yang menggantung.lebam mayat terdapat pada ujung ekstremitas dan genitalia eksterna.

Empat jam setelah orang meninggal akan terjadi hemolisa sehingga pigmen darah keluar dan masuk ke jaringan sekitarnya.Akibatnya lebam mayat tidak akan hilang bila posisi jenazah diubah.
Disamping ditemukan pada kulit,lebam mayat juga ditemukan pada bagian alat tubuh,seperti bagian belakang otak,bagian belakang paru,bagian belakang hati serta bagian belakang lambung.Keadaan ini perlu dibedakan dengan keadaan patologis seperti pneumonia atau lambung yang mengalami keracunan.

Umumnya lebam mayat berwarna merah kebiruan.Pada korban yang meninggal akibat keracunan gas CO dan keracunan HCN,lebam mayatnya berwarna cherry red.Pada korban yang meninggal karena keracunan nitro benzema atau potassium chlorat,maka lebam mayatnya berwarna chocolate brown.
Pada korban yang meninggal akibat asfiksia,lebam mayatnya mendekati kebiruan.
Pada jenazah yang disimpan dalam lemari pendingin,lebam mayatnya berwarna merah terang atau pink.
Lebam mayat timbul cepat atau lambat bergantung pada volume darah yang beredar.
Pada korban dengan perdarahan,timbulnya lebam mayat lebih lambat.Pada korban gagal jantung,lebam mayat lebih cepat timbul.

Kaku mayat (Rigor mortis)
Kaku mayat terjadi pada otot-otot bergaris maupun otot-otot polos.
Adapun teori tentang terjadinya kaku mayat adalah :
Apabila seseorang meninggal maka terjadi perubahan dari ATP menjadi ADP.Selama dalam tubuh adal glikogen,masih terjadi resintesa ADP menjadi ATP,sehingga otot-otot dalam keadaan lemas.

Reply With Quote
12-12-2011 08:45 PM #2
virus
Offline

Saudagar baru

Join Date
Dec 2011
Posts
6
Post Thanks / Like 
Feedback Score
0
Apabila persediaan glikogen telah habis,maka resintesa ADP menjadi ATP tidak ada,dan semua ATP diubah menjadi ADP sehingga terjadilah kaku.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada otot-otot orang yang telah meninggal adalah sebagai berikut:
1.Primary flaccidity
Dalam fase ini otot-otot lemasdan masih bisa dirangsang secara mekanik maupun elektrik.Fase ini terjadi dalam stadium somatic death.Primary flaccidity berlangsung selama 2-3 jam.
2.Rigor mortis
Dalam fase ini otot-otot tidak dapat berkontraksi meskipun dirangsang secara mekanik maupun elektrik.
Fase Rigor mortis dibagi dalam 3 bagian:
a.Kaku mayat belum lengkap
Kaku mayat terjadi serentak pada otot-otot seluruh tubuh.Akan tetapi manifestasinya tidak bersamaan,Mula-mula kaku mayat terlihat pada otot Orbicularis occuli,kemudian otot-otot rahang bawah,otot-otot leher,extremitas atas,thorax,abdomen,extremitas bawah.Fase ini berlangsung selama 3 jam.
b.Kaku mayat lengkap
Fase kaku mayat lengkap berlangsung selama 12 jam
c.Kaku mayat mulai menghilang
Urutan hilangnya kaku mayat sama seperti waktu timbulnya terkecuali otot rahang bawah yang paling akhir menjadi lemas.Fase ini berlangsung selama 6 jam.

3.Secondary flaccidity

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Rigor mortis:
1.Suhu sekitarnya
2.Keadaan otot saat meninggal (Apabila korban meninggal dalam keadaan lelah,rigor mortis lebih cepat timbul.Dan apabila meninggal secara mendadak atau rileks,rigor mortis terjadi lebih lambat)
3.Umur dan gizi (Pada anak-anak timbulnya rigor mortis terjadi lebih cepat,dan apabila keadaan gizi buruk timbulnya rigor mor
tis terjadi lebih cepat)

Keadaan yang mirip dengan rigor mortis
1.Heat stiffening
Kaku sendi yang disebabkan koagulasi protein otot akibat suhu yang tinggi.Otot yang telah kaku akibat heat stiffening tidak dapat terjadi rigor mortis.
Heat stiffening terjadi pada korban yang mati terbakar atau tersiram air panas.
Jenazah yang mengalami heat stiffening mengambil posisi tertentu yang dikenal sebagai Pugilistic attitude.Heat stiffening berlangsung terus menerus hingga terjadi pembusukan

2.Freezing (cold stiffening)
Kaku sendi yang disebabkan cairan sinovial membeku.Bila sendi tersebut digerakan,akan terdengar suara crepitasi.Untuk membedakannya dengan rigor mortis,jenazah diletakan dalam ruangan dengan suhu yang lebih tinggi,maka otot-otot akan menjadi lemas akibat mencairnya cairan sinovial.

3.Cadaveric spasm (Instanteous rigor)
Konstruksi otot dalam stadium somatic death pada saat otot-otot lain dalam fase primary flaccidity dan berlangsung terus sampai timbul secondary flaccidity.
Cadaveric spasm dapat terjadi pada:
-otot seluruh tubuh
-Terjadi pada korban yang meninggal dengan stadium somatic death yang sangat cepat disertai emosi yang hebat sesaat sebelum korban meninggal.
-Kelompok otot tertentu,misal otot tangan (korban yang bunuh diri dengan senjata api/pisau,korban yang meninggal sewaktu mendaki gunung,korban yang meninggal sambil menggenggam pakaian si pembunuh)

Perubahan pada kulit
Hilangnya elastisitas kulit
Adanya lebam mayat berwarna merah kebiruan
Terdapatnya kelainan yang disebut "Cutis Anserina" sebagai akibat kontraksi Mm.Erector Pillae

Perubahan pada mata
Refleks kornea dan cahaya menghilang
Kornea menjadi keruh akibat tertutup oleh lapisan tipis secret mata yang mengering.Keadaan ini diperlambat bila kelopak mata menutup
Bulbus oculli melunak dan mengkerut akibat turunnya tekanan intra okuler
Pupil dapat berbentuk bulat,lonjong atau irreguler sebagai akibat melemasnya otot-otot iris.
Perubahan pada pembuluh darah retina.Setelah orang meninggal,aliran darah dalam pembuluh darah retina berhenti dan mengalami segmentasi.Tanda ini timbul beberapa menit setelah orang meninggal.

Pembusukan (decomposition)
Proses pembusukan dipengaruhi oleh enzim proteolitikdan mikro organisme.Umumnya terjadi 18-24 jam setelah orang meninggal.
Adapun tanda-tanda pembusukan yang dapat diperiksa:
Warna kehijauan pada dinding perut daerah caecum yang disebabkan oleh reaksi hemoglobin dengan H2S
Wajah dan bibir membengkak
Scrotum dan vulva membengkak
Keluarnya feses dari anus dan keluarnya isi lambung dari mulut dan lubang hidung
Vena-vena superfisialis pada kulit berwarna kehijauan.Hal ini disebut Marbling
Pembentukan gas-gas pembusukan di bawah lapisan epidermis sehingga timbul bullae
Akibat tekanan gas-gas pembusukan,maka gas dalam paru akan terdesak sehingga menyebabkan darah keluar dari hidung dan mulut
Bola mata menonjol keluar akibat gas pembusukan dalam orbita
Kuku dan rambut dapat terlepas serta dinding perut pecah
Alat-alat dalam tubuh juga mengalami proses pembusukan serta dapat dibagi menjadi 3 golongan
-Golongan cepat membusuk: jaringan otak,lambung dan usus,uterus yang hamil/post partum
-Golongan lambat membusuk: jantung,paru,ginjal,diafragma
Golongan paling lambat membusukrostat,uterus tidak hamil

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembusukan:
-Faktor luar (strerilitas,suhu sekitar,kelembaban,medium)
-Faktor dalam 
a.Umur
Bayi lahir yang belum pernah diberi makan umumnya lebih tahan terhadap proses pembusukan .Anak-anak dan orang yang tua sekali karena sedikit mengandung jaringan lemak sehingga tubuh menjadi lebih cepat dingin sehingga proses pembusukannya lebih cepat daripada orang dewasa muda.
b.Keadaan tubuh pada waktu meninggal
Apabila pada waktu meninggal tubuh dalam keadaan oedematous akan lebih cepat membusuk sedangkan bila tubuh dalam keadaan dehidrasi akan lebih lambat membusuk.Orang gemuk lebih cepat membusuk karena jaringan lemak yang memperlambat suhu.

c.Sebab kematian
Proses pembusukan akan lebih cepat jika seorang korban meninggal akibat keradangan atau jika tubuh korban mengalami mutilasi.Sebaliknya proses pembusukan akan berjalan lebih lambat bila korban meninggal akibat keracunan arsenicum,antimony atau carbolic acid yang kronis sebab bahan racun itu memiliki sifat sebagai pengawet.

d.Jenis kelamin
Wanita yang bahttp://fjb.co/ilmu-forensik/24732-tanatologi-next-thread.htmlru melahirkan kemungkinan lebih cepat membusuk.

Mummifikasi
Proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan
Adapun syaray untuk terjadi mummifikasi adalah :
-Suhu udara harus tinggi
-Udara harus kering
-Harus ada aliran udara yang terus-menerus
Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1-3 bulan dan jenazah yang mengalami mummifikasi dapat bertahan lama sekali.
Gejala - gejala yang tampak adalah:
Tubuh menjadi kurus,kering,mengkerut
Warna coklat muda sampai coklat kehitaman
Kulit melekat erat pada jaringan di bawahnya

Adipocere (Saponification)
Adipocere terjadi karena adanya proses hidrogenasi dari asam lemak tak jenuh menjadi asam lemak jenuh,dan asam lemak jenuh ini bereaksi dengan alkali membentuk sabun yang tidak larut.
Syarat untuk terjadinya adipocere :
-Tempat harus basah,artinya harus mengandung air
-Tempat harus mengandung alkali

Proses adipocere ini terjadi dalam waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun.Lebih cepat pada bayi dan anak-anak daripada orang dewasa.Pada fetus berumur 7 bulan intra uterin tidak pernah mengalami adipocere karena komposisi lemaknya berbeda.
Gejala-gejala yang tampak adalah:
Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan
Bila diraba terasa seperti sabun
Pada pemanasan akan meleleh
Berbau tengik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar